Peran Partai Politik
Partai politik merupakan ciri utama sistem politik yang demokratis. Sedangkan salah satu fungsi dari partai politik adalah pendidikan politik, ini merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh partai politik mengingat masih banyaknya masyarakat yang pendidikan politiknya masih sangat minim atau rendah.
Partai politik adalah yang bertugas memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Partai politik tidak hanya memperhatikan masyarakat di saat kampanye atau menjelang pesta demokrasi, setelah itu dilupakan dan dibubarkan tanpa ada yang namanya proses evaluasi. Tetapi kegiatan pendidikan politik ini juga harus berlangsung secara terus-menerus dan kenyataannya, partai politik justru memberikan contoh yang buruk. Harusnya partai politik menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara masayarakat dan elite dalam rangka mewujudkan cita–cita bangsa.
Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fungsi partai politik
a. Partai Politik sebagai Sarana Komunikasi Politik
Partai politik menampung aspirasi perorangan atau kelompok, kemudian me rumuskannya kembali untuk diperjuangkan. Partai politik juga dapat menjadi alat untuk menyampaikan kepentingan pemerintah kepada masyarakat.
b. Partai Politik sebagai Sarana Sosialisasi Politik
Di dalam ilmu politik, sosialisasi politik adalah proses melalui sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia berada. Sosialisasi politik oleh partai politik bisa berupa pengenalan program-program partai politik dengan harapan masyarakat dapat memiliki pengetahuan tentang politik dan partai politik dalam membangun bangsa.
c. Partai Politik sebagai Sarana Perekrutan Politik
Dalam fungsi ini, partai politik mencari anggota baru dan mengajak orang berbakat. Hal itu dapat diperoleh melalui kontak pribadi, persuasi, dan organisasi massa.
d. Partai Politik sebagai Sarana Pengatur Konflik
Dalam sebuah negara demokratis, perbedaan dan persaingan pendapat dalam masyarakat adalah sesuatu yang wajar. Jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha untuk mengatasinya.
Perkembangan partai Politik di Indonesia
· Jaman Penjajahan Belanda
Pada masa ini parpol tidak dapat hidup tentram. Jika ada parpol yang sifatnya menentang, maka akan segera dilarang oleh Pemerintah Belanda dan pemimpinnya diasingkan atau dipenjarakan. Partai pertama yang berdiri di Indonesia yaitu Indische Partij. Partai ini didirikan 25-12-1912 di Bandung. Dipimpin oleh 3 serangkai yaitu: Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. tujuanan partai ini : melepaskan Hindia(indonesia) dari Nederland(Belanda). Namun, partai ini cuma berusia 8 bulan. Karena pemimpinnya masing-masing diasingkan ke Kupang, Bangka dan Banda kemudian diasingkan ke Nederland. Tahun 1919, setelah pulang dari Nederland, mereka mendirikan National Indische Partij yang dipimpin Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker. Berdirinya N.I.P disusul beberapa partai. Yaitu: ISDV, PNI, Partai Indonesia, dan Partai Indonesia Raya.
· Jaman Penjajahan Jepang
Semula Jepang melarang adanya parpol. Namun, kemudian mereka menyetujui berdirinya Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) yang dipimpin 4 serangkai yaitu: Ir. Sukarno, Drs.Moh.Hatta, Ki Hajar Dewantara, Ki Haji Mansyur. Tapi pada akhirnya partai ini bubar Bulan Maret 1944 atas perintah Jepang.
· Jaman Kemerdekaan
Pada 3 November 1945, Pemerintah keluarkan maklumat yang salah satunya berisi bahwa pemerintah menginginkan timbulnya parpol agar rakyat dapat lebih mudah diatur. Parpol-parpol pun bermunculan sehingga pemilu pada tahun 1955 diikuti 28 parpol dan organisasi politik. Ironisnya, banyaknya parpol membuat pemerintahan jadi tidak stabil. Kabinet bergonta-ganti dalam waktu singkat. Akhirnya pemerintah menerapkan demokrasi terpimpin dan mengangkat Suharto menjadi presiden. Berdasar putusan presiden no.43 tahun 1970, hanya 9 partai yang diakui dan dapat ikut pemilu tahun 1971. Yakni PNI, NU, Partai Katolik, Partai Murba, PSII, IPKI, Parkindo, Perti, Parmusi. Untuk memperkuat birokrasi pemerintahan, Presiden Suharto membentuk sekretariat bersama Golkar. Pada 5 Januari 1973, NU, Parmusi, PSII, Perti bersatu menjadi parpol bernama Partai Persatuan Pembangunan. Pada 10 Januari 1973, PNI, Partai Katolik, IPKI, Parkindo, Partai Murba bersatu menjadi parpol bernama Partai Demokrasi Indonesia. Sesuai Tap MPR no VIII/1973, pemilu paling lambat dilaksanakan pada akhir tahun 1977. Pemilu diikuti oleh PPP, PDI, dan Golkar. Selama orba, Indonesia melaksanakan pemilu pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, 1997.
· Jaman Reformasi
Reformasi lahir setelah runtuhnya rezim orba yang ditandai dengan mundurnya Presiden Suharto pada 21 Mei 1998. Pada jaman reformasi, peran parpol sangat besar dalam pemerintahan. Keberadaan parpol sangat berhubungan erat dengan kiprah para elite politik. Intinya, hakikat reformasi adalah tampilnya partisipasi penuh kekuatan-kekuatan masyarakat yang disalurkan lewat parpol sebagai pilar demokrasi. Dengan keluarnya UU no 2 tahun 1999 dan disempurnakan UU no 3 tahun 2002, maka tidak heran dapat muncul berbagai parpol sehingga jumlah parpol sangat banyak.
Jumlah Partai Politik Yang Sudah Berkembang
Pemilu 1955
Pemilu 1955 diikuti oleh 172 kontestan partai politik. Empat partai terbesar diantaranya adalah: PNI (22,3 %), Masyumi (20,9%), Nahdlatul Ulama (18,4%), dan PKI (15,4%).
Pemilu 1971
Pemilu 1971 diikuti oleh 10 kontestan, yaitu:
- Partai Katolik
- Partai Syarikat Islam Indonesia
- Partai Nahdlatul Ulama
- Partai Muslimin Indonesia
- Golongan Karya
- Partai Kristen Indonesia
- Partai Musyawarah Rakyat Banyak
- Partai Nasional Indonesia
- Partai Islam PERTI
- Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
Pemilu 1977-1997
Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 diikuti oleh 3 kontestan yang sama, yaitu:
Pemilu 1999
Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik, yaitu:
|
|
Pemilu 2004
Pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai politik, yaitu:
|
|
Pemilu 2009
Pemilu 2009 diikuti oleh 38 partai politik nasional dan 6 partai politik lokal Aceh, yaitu:[1]
Partai politik nasional
|
|
Tanda * menandakan partai yang mendapat kursi di DPR pada Pemilu 2004.
Contoh ganbar partai politik :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar